Jakarta, Keputusan Presiden Joko Widodo melantik Thomas Djiwandono sebagai Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) telah menjadi sorotan berbagai media internasional. Pelantikan ini berlangsung pada Kamis, 19 Juli 2024, dan merupakan bagian dari persiapan transisi pemerintahan dari Joko Widodo ke Prabowo Subianto, presiden terpilih Indonesia.
Perhatian dari Media Internasional
Media ternama seperti Reuters melaporkan pengangkatan Thomas Djiwandono dengan artikel berjudul “Indonesia’s president appoints Prabowo’s nephew as deputy finance minister.” Laporan tersebut menyoroti bahwa Djiwandono akan bekerja sama dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, yang terkenal dengan kebijakan fiskal yang prudent selama pandemi Covid-19. Penunjukan ini dilihat sebagai upaya untuk mempermudah transisi pemerintahan dari Joko Widodo ke Prabowo Subianto.
Baca Juga : Terungkap! Keripik Pisang Pakai Narkoba, Pengiriman dari Depok
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Nikkei Asia, dalam artikelnya yang berjudul “Jokowi appoints Prabowo’s nephew as Indonesia vice finance minister,” menyebutkan bahwa meskipun Djiwandono bukan anggota parlemen terpilih, ia sudah aktif berpartisipasi dalam diskusi dengan Kementerian Keuangan dan parlemen mengenai alokasi anggaran tahun depan. Beberapa kebijakan yang akan dia tangani termasuk program makan siang gratis dan pemindahan ibu kota ke Nusantara.
Latar Belakang Thomas Djiwandono
Thomas Djiwandono memiliki latar belakang yang kaya dalam dunia keuangan dan pemerintahan. Ia meraih gelar sarjana dalam bidang sejarah dari Haverford College di Pennsylvania, Amerika Serikat, dan melanjutkan pendidikan dengan gelar master dalam bidang hubungan internasional dan ekonomi internasional dari Johns Hopkins University di Baltimore. Pengalaman profesionalnya meliputi pekerjaan sebagai analis keuangan di Hong Kong sebelum bergabung dengan Arsari Group pada tahun 2006, perusahaan yang didirikan oleh pamannya, Hashim Djojohadikusumo.
Di Arsari Group, Djiwandono menjabat sebagai wakil ketua eksekutif. Perusahaan ini memiliki berbagai kepentingan di sektor agribisnis, pertambangan, dan energi. Pengalaman ini diharapkan dapat mendukung peran barunya sebagai Wakil Menteri Keuangan.
Reaksi Pasar dan Analis
Reaksi pasar terhadap pengangkatan Djiwandono beragam. Media India, Times of India, dalam artikelnya “Prabowo Nephew to be appointed Indonesia Deputy Finance Minister, sources say,” menyoroti kekhawatiran pasar keuangan mengenai kebijakan fiskal Prabowo. Lembaga rating telah memperingatkan potensi risiko fiskal yang mungkin muncul dari janji-janji kampanye Prabowo, yang dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah dan harga obligasi Indonesia.
Baca Juga : Harga Pertamax Turun per 1 November, Pertalite?
Sementara itu, media China, Caixin Global, mengutip analis dari Strategi Makro PT Mega Capital Sekuritas, Lionel Priyadi, yang menyatakan bahwa investor merasa pesimis dengan penunjukan ini. Namun, ahli strategi kedaulatan Asia di Robeco, Singapura, Philip McNicholas, menyatakan bahwa meskipun Djiwandono mungkin tidak memiliki latar belakang akademis yang kuat dalam ekonomi, penunjukannya tidak menimbulkan masalah besar bagi pasar. Fokusnya mungkin lebih pada implementasi kebijakan ekonomi yang disukai oleh Prabowo.
Kesimpulan
Penunjukan Thomas Djiwandono sebagai Wakil Menteri Keuangan Indonesia oleh Presiden Joko Widodo mendapat perhatian luas dari media internasional dan berbagai pihak di pasar keuangan. Dengan latar belakang dan pengalaman yang dimilikinya, Djiwandono diharapkan dapat membantu memfasilitasi transisi pemerintahan dan menjaga stabilitas kebijakan fiskal Indonesia. Bagaimana dia akan menangani tantangan dan memanfaatkan peluang dalam peran barunya ini akan menjadi perhatian utama di bulan-bulan mendatang.