Saat Jokowi Diutus Prabowo Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus

- Penulis

Kamis, 24 April 2025 - 12:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Prabowo Subianto telah mengutus empat individu untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik global, di Vatikan. Di antara mereka adalah Joko Widodo, Presiden ketujuh Republik Indonesia, serta Thomas Djiwandono, wakil menteri keuangan.

Dua orang lainnya yaitu Natalius Pigai, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan Ignasius Jonan, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Keempatnya direncanakan berangkat paling lambat hari Jumat mendatang.

Vatikan telah mengumumkan bahwa pemakaman Paus Fransiskus akan diadakan pada hari Sabtu, tanggal 26 April. Upacara pemakaman dijadwalkan berlangsung di alun-alun yang terletak di depan Basilika Santo Petrus, di mana para pemimpin dunia serta sejumlah besar umat Katolik diharapkan akan hadir.

ADVERTISEMENT

KOL Management

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Melalui pemerintah Indonesia, Bapak Presiden Prabowo Subianto telah memutuskan untuk mengutus beberapa tokoh untuk berpartisipasi dalam acara pemakaman di Vatikan,” kata Mensesneg Prasetyo Hadi kepada wartawan di kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Rabu, 23 April 2025.

“Di antara tokoh yang diutus oleh Bapak Presiden Prabowo sebagai perwakilan bangsa dan negara Indonesia adalah pertamanya Joko Widodo, kemudian Wakil Menteri Keuangan Bapak Tommy Djiwandono, ketiga Bapak Jonan, dan yang keempat Bapak Natalius Pigai. Kami berharap delegasi ini dapat secara efektif mewakili bangsa dan negara dalam menyampaikan belasungkawa dan simpati,” tambahnya.

Baca Juga :  The Changing Face of America: How Demographic Shifts are Reshaping the Nation

Untuk diketahui, Paus Fransiskus meninggal dunia pada hari Senin, 21 April 2025. Paus yang merupakan kepala Gereja Katolik yang ke-266 itu sebelumnya mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit akibat pneumonia yang dideritanya.

Paus Fransiskus

Dimakamkan di Basilika Santo Petrus

Jenazah Paus Fransiskus telah disemayamkan di Basilika Santo Petrus, Vatikan, pada Rabu pagi waktu setempat. Jenazah beliau akan disemayamkan selama tiga hari di sana, memberikan kesempatan bagi para pelayat untuk memberikan penghormatan terakhir sebelum pemakamannya.

Peti kayu yang berisi jenazah Paus Fransiskus, seperti yang diberitakan oleh AFP, diangkut oleh pengusung jenazah sejauh 500 meter dari Casa Santa Marta, tempat tinggalnya selama dua belas tahun masa kepausan dan di mana beliau menghembuskan napas terakhir.

Sebelumnya, jenazah Paus Fransiskus disemayamkan sementara di kapel Casa Santa Marta sejak malam hari Senin, 21 April.

Proses pemindahan jenazah dari Casa Santa Marta ke Basilika Santo Petrus dilaksanakan dengan diiringi liturgi, mazmur, dan doa, yang dipimpin oleh para kardinal yang mengenakan jubah merah. Kerumunan orang-orang yang berkumpul di pelataran Basilika Santo Petrus menyaksikan acara tersebut.

Peti jenazah Paus Fransiskus dibawa masuk melalui pintu utama basilika sebelum akhirnya diletakkan di depan Altar Pengakuan Dosa. Jenazah Paus Fransiskus akan disemayamkan di Basilika Santo Petrus hingga pemakamannya pada hari Sabtu, 26 April.

Baca Juga :  Media Asing Soroti Pengangkatan Keponakan Prabowo sebagai Wakil Menteri Keuangan

Masyarakat diperbolehkan untuk masuk mulai pukul 11.00 pagi hingga tengah malam pada hari Rabu, 23 April. Lalu pada hari Kamis, 24 April, masyarakat bisa memberikan penghormatan terakhir dari pukul 07.00 pagi hingga tengah malam. Kemudian pada hari Jumat, 25 April, waktu penghormatan dibuka mulai pukul 07.00 pagi hingga 19.00 malam waktu setempat.

Kandidat Paus Berikutnya

Dewan Kardinal akan berkumpul di Kapel Sistina untuk memilih pemimpin Gereja Katolik dan 1,4 miliar pengikutnya. Dalam pertemuan itu, mereka akan mendiskusikan dan memberikan suara untuk setiap kandidat pilihan mereka hingga satu nama terpilih secara aklamasi.

Proses ini tidak hanya melibatkan pemilihan seorang Paus, tetapi juga mencari sosok yang memiliki pemikiran global yang luas. Ini penting karena, untuk pertama kalinya, kurang dari separuh kardinal yang memiliki hak suara berasal dari benua Eropa.

Meskipun 80% kardinal telah ditunjuk oleh mendiang Paus Fransiskus, hal ini tidak otomatis berarti mereka berpihak pada kelompok “progresif” atau “tradisionalis”.

Karena faktor-faktor tersebut, sulit untuk memprediksi siapa yang akan menjadi Paus yang selanjutnya.

Berita Terkait

Mitra Makan Bergizi Gratis Kembali Berfungsi di Kalibata Hari Ini
Kelompok Massa Datangi UGM Tuntut Bukti Keaslian Ijazah Jokowi
Terjadi Lagi! Eksekusi Pejabat Tinggi Tiongkok yang Terlibat Kasus Korupsi
Tidak Ada Gugatan Pilkada di Batas Waktu Terakhir dari Ridwan Kamil dan Dharma Pongrekun
Media Asing Soroti Pengangkatan Keponakan Prabowo sebagai Wakil Menteri Keuangan
Sidang MKMK Mencapai Titik Terang, Bukti Sudah Cukup
Adian Napitulu Ungkit Isu Jabatan Presiden 3 Periode, Dibantah Puan
Probowo Optimis Bisa Menghilangkan Kemiskinan di Indonesia
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 27 Februari 2025 - 15:42 WIB

Hasto Dicecar KPK dalam Kasus Suap dan Perintangan Penyidikan

Selasa, 14 Januari 2025 - 09:33 WIB

Mitos dan Legenda Tersembunyi dari Berbagai Belahan Dunia

Selasa, 28 Maret 2023 - 22:58 WIB

Building a Love of Reading: Tips and Strategies for Encouraging Kids to Develop a Reading Habit

Selasa, 28 Maret 2023 - 15:43 WIB

Equity and Access in Indonesian Education: Addressing Disparities

Selasa, 28 Maret 2023 - 15:33 WIB

Sustainable Tourism in Bali: Balancing Preservation and Growth

Berita Terbaru

Internasional

Saat Jokowi Diutus Prabowo Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus

Kamis, 24 Apr 2025 - 12:01 WIB

Nasional

Kelompok Massa Datangi UGM Tuntut Bukti Keaslian Ijazah Jokowi

Selasa, 15 Apr 2025 - 15:00 WIB